Pengalaman 6 bulan migrasi dari windows ke linux


Ribet adalah kata pertama yang saya tuliskan.

Loh kenapa?

Coba bayangkan, saat kita yang sudah terbiasa menggunakan windows dari kecil
lalu pindah ke OS lain yang bahkan belum pernah didengar sebelumnya.

Tampilan desktop yang sangat sederhana dengan icon-icon yang aneh membuatnya terasa asing selama satu minggu penggunaan rasanya udah mentok dan pingin udahan

Hanya untuk menginstal program saja saya harus muter nyari tutorialnya
beda jauh sama windows yang bentuk instalasinya .exe - klik dua kali - next next - beres

Sebenarnya Windows, OSX, Linux itu sama aja kok, sama-sama operating system.

lah terus yang membedakan apa?

  • Windows : Berbayar(murah), mudah terserang virus, user friendly, banyak compatible game 
  • OSX (Mac) : Berbayar(mahal), susah terserang virus, user friendly, lumayan compatible game 
  • Linux : Gratis(open source), susah terserang virus, not user friendly, sedikit compatible game 

Nah dengan sedikit perbandingan diatas semoga ada pandangan sendiri ya.

Memang benar linux tidak banyak support aplikasi layaknya windows
tapi ngga usah khawatir masih bisa diakali kok sama wine
dengan wine, aplikasi windows bisa jalan di Linux jadi amaan

Dari Segi Penggunaan

Awal penggunaan linux teman-teman bakal menemukan istilah baru seperti cd, ls, sudo, apt-get update, dpkg, git clone, dependencies dengan segala tetebengek lainnya 

Semuanya bakal terbiasa menggunakan yang namanya Terminal: Sebuah console berisi code tertentu seperti command prompt untuk keperluan menjalankan berbagai perintah

Urusan ketik mengetik biasa saya gunakan Libre Writer(word), Libre Calc(excel), Libre Impress(power point), urusan desain grafis GIMP(photoshop), Inkscape(Corel), urusan video editing Kdenlive(premiere), urusan coding-mengcoding Atom atau Visual Studio Code urusan bersih-bersih Stacer(Ccleaner) sedangkan audio production saya gunakan Ardour5(cubase) semuanya gratis legal!

Diluar urusan sehari-sehari, Linux juga menjadi  sarana saya belajar tentang developing, hacking, Osint layaknya badan intelejen negara, topik ini sudah pernah dibahas di Menjadi Seorang Online Investigator

Dari Segi Keamanan

Apakah linux butuh antivirus? Jawabanya enggak.

Pernah saya coba sendiri dengan colok flashdisk yang isinya virus worm dan trojan 
file yang tadinya berubah jadi karakter-karakter aneh
waktu dibuka lewat linux ternyata bisa dibuka dan dapat dihapus dengan mudah
bahkan tanpa menular ke partisi/file yang lain
padahal di windows itu flashdisk ngga bisa diapa-apain 

Untuk kemanan, saya pribadi cukup pakai firewall saja dan ga sembarangan instal program sejauh ini masih aman dan tidak pernah ada kendala virus sedikitpun

Tentu saja saya migrasi ke Linux bukan tanpa alasan

Selain kemudahan untuk keperluan developing website dan aplikasi 
disisi lain juga ingin perlahan hijrah dari yang namanya software crack 
yang dapat merugikan orang lain terutama developernya

sudah terlalu lama saya pakai os/software bajakan
selama itu saya mencari uang diatas penderitaan orang lain

karena kantong saya belum bisa membelinya
sebagai alternatif saya gunakan software gratis dan legal 
sehingga ga ada beban lagi kedepannya :)

Menggunakan software gratis open source bukan hambatan untuk berkreasi !

Bagikan ke

Facebook Twitter Whatsapp