Android Studio Lemot? Ini Solusinya

"Ngoding" sarapan tiap hari bagi mahasiswa teknik informatika dan berbagai jurusan sejenisnya, banyak sekali macam tools yang digunakan developer untuk senjata perang dalam pembuatan Apps Developing seperti Eclipse,Netbeans,JetBrain dan Android Studio, yang tentu saja semua program mempunyai keunggulan dan kekurangannya masing-masing.

Android Studio program keluaran Google Inc ini telah dirilis pada tahun 2013, sebagian besar developer-developer di Indonesia telah bermigrasi ke Android Studio dengan alasan kaya fitur dan banyak faktor kemudahan-kemudahan yang mendukung penggunaan program ini.

Seiring mulai banyaknya pengguna Android Studio banyak pula perbincangan yang membahas pro/kontra software ini. lemot, istilah yang sangat sering terdengar ketika menjumpai pengguna Android Studio.

Hal yang sama juga menimpa saya dimana Laptop mempunyai Processor Core i5 dan 4gb ram dengan 250gb space kosong di hardisk, tapi tetap saja dalam penggunaan masih sering ngadat dan lambat apalagi saat proses test Running Apps menggunakan Emulator pada case ini hampir 100% memory terpakai.


Mengapa hal ini bisa terjadi?


Oke, sebelumnya mari kita bahas kebutuhan software ini:


System Requipment Android Studio Versi 2.xx:
System Requipment Android Studio Versi 2.xx

Pada Android Studio versi 2.xx membutuhkan minimal 3Gb RAM, (dianjurkan 8Gb RAM) plus 1Gb untuk menjalankan emulator. 1,5Gb untuk Android SDK, dan JDK versi 8 dan  resolusi 1200x800px dengan sisa 500Mb untuk space yang kosong. 

Dan tentu saja akan membutuhkan kebutuhan Spesifikasi yang lebih besar untuk versi diatasnya.

Dengan spesifikasi yang dimiliki laptop saya maka sudah sesuai dengan syarat kebutuhan Android Studio tetapi terkesan kurang. Dan membutuhkan upgrade RAM jika mau lancar untuk menggunakannya.

Namun kali ini saya akali bagaimana memperlancar Android Studio tanpa menambah RAM dengan tweeks yang saya rangkum dari berbagai sumber:

#1 Mematikan VCS (Version Control System) 

Apa itu VSC? VCS biasa digunakan untuk memanajemen tiap versi yang dimiliki system oleh Android Studio dengan tujuan mempermudah penggunannya.

Caranya:

1. Tekan [CTRL] + [ALT] + [S] 
2. Pilih Plugins
3. Lalu Uncheck (CVS Integration, Git Integration, GitHub, Google Cloud Tools for Android Studio, dan Subversion Integration)
4. Restart Android Studio


#2 Enable Offline Work

Caranya:

1. Tekan [CTRL] + [ALT] + [S] 
2. Pilih Build, Execution, Deployment
3. Pilih Compiler
4. Check Sync project with gradle before building, if needed
5. Masih di Build, Execution, Deployment pilih Gradle
6. Check Offline Work
7. Masih di Build, Execution, Deployment pilih Compiler
8. Masukan --ofline pada Command-line Options
9. Restart Android Studio

#3 Menambah Script Pada tiap file Gradle.Properties

 Tambah Script tiap file gradle.properties pada tiap pembuatan Apps
org.gradle.daemon=true
org.gradle.parallel=true

#4 Menggunakan Genymotion sebagai pengganti emulator https://www.genymotion.com/fun-zone/

Bagikan ke

Facebook Twitter Whatsapp